Selasa, 19 Februari 2013

Red Tail Catfish

Red Tail Catfish (Phractocephalus hemioliopterus), Si Mulut Lebar dari Amazon

Red Tail Catfish (Phractocephalus hemioliopterus) merupakan ikan golongan catfish bersungut panjang yang mendapatkan namanya dari warna orange kemerahan di ekornya. Ikan ini berasal dari sungai Amazon dan mempunyai beberapa nama lokal di daerah asalnya seperti Cajaro di Venezuela dan Pirarara di Brazil. Rat tail catfish dapat mencapai ukuran tubuh yang sangat besar yakni sekitar 3 sampai 5 kaki bahkan dianggap sebagai catfish terbesar yang tersedia untuk penghobi. Tubuh ikan ini mempunyai warna dasar hitam dengan merah atau orange di ekor dan sirip punggungnya. Sisi bagian bawah ikan berwarna putih tebal yang memanjang dari belakang insang sampai pangkal ekor. Bagian kepala berwarna coklat gelap dengan bintik-bintik hitam. Ikan ini mempunyai tiga pasang kumis yang panjangnya tidak akan melebih sirip punggungnya.
Red tail catfish merupakan predator sejati dengan makanan utama adalah ikan lain yang lebih kecil, crustaceae dan makanan hidup atau beku lainnya. Ikan dewasa dan muda juga menyukai cacing tanah sebagai makanan dan makanan cangkang lainnya seperti kepiting sungai dan remis. Anakan dapat diberi makan dua kali sehari lalu diturunkan porsinya menjadi sehari sekali, enam kali seminggu sampai mereka mencapai tahapan remaja. Ikan dewasa dapat diberi makanan yang cukup besar selama sekali atau dua kali seminggu dan ikan akan menggunakan sisa hari yang lain untuk mencernanya. Red tai catfish dapat melahap mangsanya langsung karena ukuran mulut yang lebar dan nafsu makannya yang cukup besar. Kemungkinan ikan ini menggunakan Chemosensory untuk mendeteksi mangsa.Oleh karena itu perawatan di aquarium jangan dicampur dengan ikan kecil karena akan langsung menganggapnya sebagai makanan.
Walaupun termasuk salah satu ikan raksasa sungai, namun dihabitat aslinya ikan ini tidak dijadikan makanan oleh warga sekitar. Hal ini dikarenakan warna dagingnya yang cenderung kehitaman berbeda dengan ikan lain yang dagingnya berwarna putih. Namun red tail catfish yang telah disilangkan dengan ikan lain seperti Zebra Sholvenose biasanya hormonnya digunakan sebagai makanan pertumbuhan ikan. Hasil persilangan ini terkadang oleh beberapa orang akan diberi nama dari varietas yang berbeda.
Red tail catfish banyak hidup di sungai besar, rawa, laguna, anakan sungai dan muara. Ikan ini merupakan ikan yang bergerak lambat dan banyak menghabiskan waktunya di dasar sungai. Sebagai predator, Red tail catfish adalah tipe pengintai dan penyergap mangsa. Hidup pada lingkungan yang bersuhu 20-26 0C dan pH 6-7. Untuk perawatan di aquarium membutuhkan tangki yang besar mengingat ukuran ikan ini, setidaknya membutuhkan tangki 4000 gallon. Tankmate yang cocok hanyalah ikan yang memiliki ukuran lebih besar yang tidak mampu dijangkau dengan mulutnya. Adanya batuan dan tempat sembunyi membuat ikan lebih nyaman karena ikan suka bersembunyi (di alam cenderung nocturnal).
Keberhasilan cara breeding ikan ini, sampai sekarang belum pernah dilaporkan dan susah dilakukan dalam skala aquarium karena harus menggunakan tangki berukuran besar. Perbedaan jenis kelamin juga susah dilakukan walaupun beberapa ikan menunjukkan perbedaan tingkat kemerahan pada ekor dan tingkat kehitaman pada kepalanya. Pertumbuhan Red tail catfish termasuk cepat sehingga sebenarnya tidak cocok sebagai ikan aquarium tapi lebih cocok sebagai ikan kolam. Sebagai binatang piaraan, Red tail catfish dapat dilatih sehingga ikan ini dapat meraih makanan dari tangan kita (dimana tidak semua ikan bisa melakukan ini).
TAKSONOMI.
Kingdom
Animalia
Phylum
Chordata
Class
Order
Family
Genus
Phractocephalus
Species
Phractocephalus hemioliopterus
 

Rabu, 06 Februari 2013

Piranha

Inilah salah satu sosok penghuni lembah Amazon di Amerika Selatan yang termashur itu. Mata yang besar bulat merah, dilengkapi dengan gigi segitiga yang runcing pada ujung ujungnya, ikan piranha.
Keganasannya tidak diragukan lagi, bahkan suku Indian yang biasanya dibekali bermacam ilmu magic pun memilih meninggalkan tempat bila bertemu gerombolan ikan ini.
Ikan setan, sebutan yang diberikan suku Indian untuk ikan yang sanggup menyisakan belulang seekor bison hanya dalam hitungan menit ini. Karena keganasannya itulah, ikan piranha dilarang masuk ke Indonesia tanpa tujuan yang jelas.
Di Jakarta, ikan piranha dapat dilihat pada aquarium raksasa Sea World Indonesia di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Disini juga terlihat betapa cepatnya ikan ini melahap makanan.
Serrasasalmus sp atau piranha sebenarnya termasuk golongan ikan penakut. Carnivor ini memiliki tingkatan stres yang tinggi dan gampang mati. Untuk pertahanan hidupnya, ikan ini membentuk kelompok besar.
Di beberapa belahan bumi terdapat beberapa spesies yang mirip dengan piranha. Di Indonesia, ikan ini sekilas mirip ikan bawal air tawar.
Secara visual sulit membedakan ikan bawal air tawar yang berwarna merah ini dengan piranha yang juga berwarna merah. Sebagaimana lazimnya ikan air tawar daging piranha juga enak dimakan. Namun justru piranha merah yang hanya mempunyai berat 600 sampai 700 gram inilah yang paling terkenal keganasanya.
Diperkirakan ada puluhan spesies piranha yang hidup di sepanjang sungai Amazon, Amerika Selatan. Beberapa spesies mencapai berat 5 kilogram, mirip kembaranya ikan bawal tawar. Berapa spesies lainya bahkan hidup sebagai herbivora atau pemakan tumbuhan.
Sepintas ikan piranha merah yang terkenal paling ganas ini tidak memperlihatkan sifat yang agresif. Gerakannya terbatas dan kaku. Namun ketika menemukan makanan, kelompok ikan ini dengan sangat cepat menyerbunya.
Bagi para hobiis dengan keindahan ikan hias, harus mengubur impiannya untuk memelihara ikan ini secara legal. Karena sampai saat ini pemerintah Indonesia masih melarang masuknya ikan piranha ke Indonesia.
Namun di situs internet ada yang menawarkan ikan piranha dengan harga yang relatif murah. Untuk ikan ukuran 8 hingga 9 centimeter, ditawarkan seharga 20 ribu rupiah per ekor. Kepada para hobiis mungkin ada baiknya mematuhi larangan pemerintah memelihara ikan piranha. Karena bukan tidak mungkin, ikan ganas ini akan menjadi predator bagi mahluk hidup lainnya, bila sampai terlepas ke sungai. (Helmi Azahari/Ijs)